Thursday, April 29, 2010

MA: Refreshing biar jangan lupa, case BKSL

Biar jangan lupa Training MA, embah ingatkan lagi inti training Moving Average yaitu:

MA sebagai:
- Allert System (EMA Crossing)
- Gradient EMA ( menunjukan Bearish atau Bullish, Uptrend atau Downtrend)
- TREND identification (EMA sebagai Support dan Resist dari Trend)

Case BKSL:
- http://www.obrolanbandar.com/ptnbksl.png

1. Periode dimana terjadi Downtrend dibawah EMA50, setiap harga menyentuh EMA50, langsung jatuh lagi. Jadi EMA50 berfungsi sebagai Resisten
2. Terjadi ALLERT Crossing EMA5 terhadapa EMA20 dan EMA50
3. Terjadi ALLERT Crossing EMA20 terhadap EMA50, saat ini semua Gradient EMA5,EMA20 dan EM50 sudah positif, yaitu menghadap keatas.
4. Terjadi Uptrend BKSL diatas EMA20, jadi EMA20 sebagai Support dari TREND.
5. BKSL menyentuh Resist KUAT EMA200 dan jatuh lagi. EMA200 memang susah jebol.
6. BKSL jatuh dan Rebound pada Support Uptrend yaitu EMA20.
7. Gradient EMA5, EMA20, EMA50 makin miring keatas, artinya BKSL makin DIGAS.
8. BKSL menjebol EMA200 tapi MASIH engga kuat dan turun lagi.
9. BKSL rebound LAGI di Support Trend yg SAMA dengan sebelumnya yaitu EMA20.
dan Resist KUAT EMA200 jebol, karena EMA200 jebol maka harganya TERBANG TINGGI.
10. Cerita selanjutnya anda bisa karang sendiri... hehehe...

Jadi jangan LUPA:
MA sebagai:
- Allert System (EMA Crossing)
- Gradient EMA ( menunjukan Bearish atau Bullish, Uptrend atau Downtrend)
- TREND identification (EMA sebagai Support dan Resist dari Trend)

Gampang kan... hehehe...

MA: Refreshing biar jangan lupa, case BKSL

Sebenarnya ada lagi yaitu Smoothed MA yaitu MA yg dipakai pada Alligator, tapi SMA ini tidak dipunyai oleh Metastock maupun Amibroker.

Embah engga pake WMA yaitu Weighted Moving Average karena di MS, embah perhatikan Weighting yg dipakainya saja ENGGA JELAS.

Embah engga pakai SMA karena LAGGING nya besar yaitu harga sudah naik atau turun tapi SMAnya telat merespon.

TAPI harus diingat MA200 sebagai standard untuk investasi yg umum adalah MA biasa.

EMA jauh lebih RESPONSIVE terhadap perubahan harga dan ini diperlukan untuk CROSSING ALLERT terutama pada EMA yg periode nya kecil yaitu EMA5.

Jadi anda bisa gunakan EMA4 sebagai ganti EMA5, agar ALLERTnya lebih RESPONSIVE. Ini berakibat garis harga dan EMA4 menjadi DEMPET. Agar gambarnya lebih bisa dibaca (tidak dempet) anda bisa menSHIFT grafik EMA4 kekanan 1 atau 2 hari lewat setting pada MA di MS.

MA: Refreshing biar jangan lupa, case BKSL

Biar jangan lupa Training MA, embah ingatkan lagi inti training Moving Average yaitu:

MA sebagai:
- Allert System (EMA Crossing)
- Gradient EMA ( menunjukan Bearish atau Bullish, Uptrend
atau Downtrend)
- TREND identification (EMA sebagai Support dan Resist dari Trend)

Case BKSL:
- http://www.obrolanbandar.com/ptnbksl.png

1. Periode dimana terjadi Downtrend dibawah EMA50, setiap harga
menyentuh EMA50, langsung jatuh lagi. Jadi EMA50 berfungsi
sebagai Resisten
2. Terjadi ALLERT Crossing EMA5 terhadapa EMA20 dan EMA50 3. Terjadi ALLERT Crossing EMA20 terhadap EMA50, saat ini semua
Gradient EMA5,EMA20 dan EM50 sudah positif, yaitu menghadap
keatas.
4. Terjadi Uptrend BKSL diatas EMA20, jadi EMA20 sebagai Support
dari TREND.
5. BKSL menyentuh Resist KUAT EMA200 dan jatuh lagi. EMA200 memang
susah jebol.
6. BKSL jatuh dan Rebound pada Support Uptrend yaitu EMA20.
7. Gradient EMA5, EMA20, EMA50 makin miring keatas, artinya
BKSL makin DIGAS.
8. BKSL menjebol EMA200 tapi MASIH engga kuat dan turun lagi.
9. BKSL rebound LAGI di Support Trend yg SAMA dengan sebelumnya
yaitu EMA20.
dan Resist KUAT EMA200 jebol, karena EMA200 jebol maka harganya
TERBANG TINGGI.
10. Cerita selanjutnya anda bisa karang sendiri... hehehe...

Jadi jangan LUPA:
MA sebagai:
- Allert System (EMA Crossing)
- Gradient EMA ( menunjukan Bearish atau Bullish, Uptrend
atau Downtrend)
- TREND identification (EMA sebagai Support dan Resist dari Trend)

Gampang kan... hehehe...

Pada saat jumlah investor mencapai 20 juta, yg kasi Training udah bikin jaringan Franchise, mirip bimbingan test punya anak ITB yg ada dimana mana, embah lupa namanya...

Jadi udah mulai siap siap dari sekarang, harga saham emiten OLT bisa meroket karena petani aja sambil naek kerbau megang laptop maen saham... hehehe...

Embah itu engga suka yang RUMIT2, embah kan lagi mengusahakan Tool yg SIMPLE tapi POWERFUL bagi Investor awam.

Jumlah investor di Indonesia akan menjadi 40 juta dalam, say
5 tahun kalo kita pasang target 20% kali jumlah penduduk.

Mereka itu orang awan, bukan sarjana, bisa bisa mereka itu tukang baso, sopir bajay, encim2 dll, pokonya Toolnya harus yang gampang...

Embah itu pake MA baru seminggu, jadi belon banyak pengalamannya.
Tapi menurut standard yg umum (Ini juga katanya.. hehehe)

1. Double Crossover method:
- Kombinasi EMA5/EMA20 dan EMA 10/EMA40
- Buy signal: EMA5 cross EMA20
- Uptrend signal: EMA10 cross EMA40

2. Triple Crossover method
- Kombinasi EMA4/EMA9/EMA18
- Buy signal alert: EMA4 cross EMA9 dan EMA18
- Confirmed Buy signal: EMA9 cross EMA18

Dan yang penting bukan hanya CROSSING MA saja, karena ini BARU SEBUAH ALLERT, sesudah itu kita harus mencheck:
- GRADIENT EMA
- TREND yg terjadi

CROSSING EMA saja tidak cukup, GRADIENT EMA harus positif alias naik keatas dan terbentuk TREND diatas EMA dengan EMA sebagai level Support.

Kalo anda maen saat EMA crossing dan Gradient EMA20 dan EMA50 masih NEGATIF, ITU SALAH methodologi.

Kalo anda kegocek tgl 22 Maret, itu WAJAR karena sangat VOLATILE...

EMA ama Profitunity itu saling mendukung, tapi terus terang embah engga nyangka MA bisa hebat kaya gitu, dan itu berkat embah ngasih Training, jadi ketemu kehebatannya MA..

Jadi yg mau ngasih training yg laen seperti FA, dipersilahkan.

Embah ada rencana ngasih Training FA tapi mungkin masih lama, karena masih ngulik TA dulu...

Embah googling DEMA dan ini rumusnya , katanya...

The Double Exponential Moving Average, or DEMA consists of a single exponential moving average and a double exponential moving average. Its main preference is that it provides a diminished amount of delays than if the two moving averages had been used apart.

The DEMA is calculated via:

(2 * n-day EMA) - (n-day EMA of EMA)

where EMA = exponential moving average

When price crosses the moving average and increases, a continuing uptrend can be predicted. So as far as you see, it's possible to use the Double Exponential Moving Average in the same way as the Simple Moving Average or Exponential Moving Average

DEMA embah check di MS engga ada jadi engga bisa diaplikasikan...

No comments:

Post a Comment