Accounting for Investor.... UNSP: Final Result 2009, 'CANGGIH' euy...
Persepsi Investor terhadap akuntansi berbeda dengan persepsi akuntan terhadap akuntansi...
Akuntansi mempunyai 2 tujuan yaitu:
- Fungsi Control dan
- Fungsi Reporting
Pada fungsi Reporting, laporan disajikan dalam jutaan rupiah sedangkan untuk Control,
selisih 1 perak saja musti dicari, karena 1 perak itu BISA menunjukan suatu kesalahan
yang BESAR.
Angka angka yang disajikan dalam laporan keuangan TIDAK selalu menggambarkan
keadaan yg sebenarnya TAPI menggambarkan metoda yg dipakai, misal metoda
persediaan LIFO, metoda penghapusan DIPERCEPAT, Currency laporan keuangan
yg dipakai dll. Metoda2 ini akan menghasilkan angka2 yg berbeda pada laporan
keuangan.
Dari sudut pandang Investor, metoda2 yg dipakai ini tidak menimbulkan masalah
karena Investor lebih menekankan pada:
- Real Cash Flow yg tidak terpengaruh oleh metoda2 pembukuan tsb
- Consistensi penerapan Metoda tsb, jadi metoda apapun yg dipakai, yang PENTING adalah CONSISTEN.
- Investor lebih menekankan pada angka angka yg menunjukan GROWTH karena GROWTH adalah kata kunci untuk kenaikan harga saham.
Nah angka GROWTH inilah yang menjadi CENTRE REKAYASA jika laporan keuangan mau dipermainkan:
- laporan keuangan bentuknya dirubah, agar investor susah menghitung angka growthnya.
- Currency atau metoda pembukuan dirubah, sehingga angka Growth dari tahun ketahun jadi membingungkan/ sudah dihitungnya.
- Mengatur waktu pencatatan pendapatan dan pembebanan biaya sehingga terjadi DETERIORASI pada laporan keuangan.
Untuk melihat apakah emiten IKUT BERMAIN dipasar modal, deteriorasi laporan keuangan dari kwartal ke kwartal SUDAH bisa menunjukan apakah emiten ikut bermain...
Contoh:
- Keuntungan kwartal 1 dikecilkan karena pencatatan pendapatan dipindahkan pada kwartal 2. Pada saat yg sama mereka posisinya Jual.
- Pada kwartal 2, mereka beli balik sahamnya karena mereka tahu saat lap keuangan kwartal ke 2 diumumkan hasilnya akan melonjak dibanding kwartal satu yang angkanya disunat.
Seorang investor sebaiknya menghindarkan saham saham yang BEGINI, Investor sebaiknya mencari emiten yg managementnya bisa dipercaya, jujur dan membela investor public, konsentrasi pada bisnis agar keuntungan perusahaan bisa maksimal dan bukan management yg ikut goreng menggoreng sahamnya dibursa. Management seharusnya bekerja sebaik mungkin untuk Investor karena Investorlah pemilik perusahaan.
Note:
- Sekarang makin banyak emiten yg ngoprek ngoprek laporan keuangannnya, termasuk emiten yg dulunya jujur. Tapi ini masih bisa dimaklumi karena kita kemarin mengalami krisis yg cukup besar, asal jangan ikut goreng menggoreng. Kalo emiten mengangkat harga saham untuk kepentingan investor melalui Buyback itu bagus asal jangan dipaksakan atau buat bikin senang pemilik agar bonus tahunan direksi ditambah.
Persepsi Investor terhadap akuntansi berbeda dengan persepsi akuntan terhadap akuntansi...
Akuntansi mempunyai 2 tujuan yaitu:
- Fungsi Control dan
- Fungsi Reporting
Pada fungsi Reporting, laporan disajikan dalam jutaan rupiah sedangkan untuk Control,
selisih 1 perak saja musti dicari, karena 1 perak itu BISA menunjukan suatu kesalahan
yang BESAR.
Angka angka yang disajikan dalam laporan keuangan TIDAK selalu menggambarkan
keadaan yg sebenarnya TAPI menggambarkan metoda yg dipakai, misal metoda
persediaan LIFO, metoda penghapusan DIPERCEPAT, Currency laporan keuangan
yg dipakai dll. Metoda2 ini akan menghasilkan angka2 yg berbeda pada laporan
keuangan.
Dari sudut pandang Investor, metoda2 yg dipakai ini tidak menimbulkan masalah
karena Investor lebih menekankan pada:
- Real Cash Flow yg tidak terpengaruh oleh metoda2 pembukuan tsb
- Consistensi penerapan Metoda tsb, jadi metoda apapun yg dipakai, yang
PENTING adalah CONSISTEN.
- Investor lebih menekankan pada angka angka yg menunjukan GROWTH karena
GROWTH adalah kata kunci untuk kenaikan harga saham.
Nah angka GROWTH inilah yang menjadi CENTRE REKAYASA jika laporan
keuangan mau dipermainkan:
- laporan keuangan bentuknya dirubah, agar investor susah menghitung angka
growthnya.
- Currency atau metoda pembukuan dirubah, sehingga angka Growth dari tahun
ketahun jadi membingungkan/ sudah dihitungnya.
- Mengatur waktu pencatatan pendapatan dan pembebanan biaya sehingga
terjadi DETERIORASI pada laporan keuangan.
Untuk melihat apakah emiten IKUT BERMAIN dipasar modal, deteriorasi
laporan keuangan dari kwartal ke kwartal SUDAH bisa menunjukan apakah
emiten ikut bermain...
Contoh:
- Keuntungan kwartal 1 dikecilkan karena pencatatan pendapatan dipindahkan
pada kwartal 2. Pada saat yg sama mereka posisinya Jual.
- Pada kwartal 2, mereka beli balik sahamnya karena mereka tahu saat lap
keuangan kwartal ke 2 diumumkan hasilnya akan melonjak dibanding
kwartal satu yang angkanya disunat.
Seorang investor sebaiknya menghindarkan saham saham yang BEGINI, Investor
sebaiknya mencari emiten yg managementnya bisa dipercaya, jujur dan
membela investor public, konsentrasi pada bisnis agar keuntungan perusahaan
bisa maksimal dan bukan management yg ikut goreng menggoreng sahamnya
dibursa. Management seharusnya bekerja sebaik mungkin untuk Investor karena
Investorlah pemilik perusahaan.
Note:
- Sekarang makin banyak emiten yg ngoprek ngoprek laporan keuangannnya,
termasuk emiten yg dulunya jujur. Tapi ini masih bisa dimaklumi karena
kita kemarin mengalami krisis yg cukup besar, asal jangan ikut goreng
menggoreng. Kalo emiten mengangkat harga saham untuk kepentingan
investor melalui Buyback itu bagus asal jangan dipaksakan atau buat
bikin senang pemilik agar bonus tahunan direksi ditambah.
Sunday, April 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment