Sebenarnya kalo embah lagi jelek jelekin Morgan Stanley atau siapapun, bukan betul2 mau ngejelekin tapi NGAJAK kita berfikir...
Morgan Stanley biar dijelek2in juga akan tetap TOP,itu sudah fakta yg tidak bisa dimungkiri....
- Tapi sehebat apapun mereka, mereka akan BIAS karena punya KEPENTINGAN karena mereka juga tergolong PENJUAL. Jadi kalo baca analisa mereka, apa dia CFA, CEO atau apapun, kita harus menggunakan otak dagang orang Glodok.
Coba perhatikan omongan orang dagang:
- Barang saya paling bagus dan paling murah deh, Coba anda check tempat lain, belum tentu kan ?.
Jadi kalo kita baca analisa mereka, kita harus menempatkan kita bukan hanya sebagai PEMBACA YG BAIK tapi kita harus memposisikan kita sebagai BUYER karena mereka (Morgan Stanley dll) adalah PENJUAL..
Kalo PENJUAL punya goal: Menjual sebanyak mungkin pada harga tinggi, maka PEMBELI punya goal: Membeli sesuai kebutuhan pada harga yg bagus sesuai kwalitasnya.
Jadi kalo dimilis ada member yg lagi 'MENJUAL' maka kita boleh MENOLAK, MENAWAR atau NEGO...hehehe...
Dan sehebat apapun si PENJUAL, apakah dia bule atau menyandang nama besar, semua TIDAK ADA YG SEMPURNA dimarket.....
Para analis JAGOAN tsb profesinya memprediksi bursa tapi mereka sering DILECEHKAN oleh market. Contoh Goldman Sach pada bulan May memprediksi ASII akan ke 49 ribu tapi diKLECEIN ama market karena ASII bukannya turun tapi malah naik ke 70 ribu.
Resiko ini TIDAK pernah dibicarakan para analis, karena ini akan mencoreng profesi mereka sendiri. Mereka cuman ngomong Market risk, Country Trisk, Political Risk tapi mereka tidak pernah mau ngomong tentang Risk yg melekat dengan Profesional Risk mereka yaitu Risk para profesional yg harus menganalisa Complex Market System yg DINAMIS...
Profesional Risk ini bukan hanya melekat pada analis bursa, pada profesi teknis pun ada. Didalam design struktur kita mengenal ANGKA KEAMANAN, jadi kalo kita perlu bangunan yg
perlu menahan beban 10 ton, kita design dengan kekuatan 20 ton, jadi Angka Keamanannya = 20/10 = 2.
Pada prediksi market kita mengenal DISCOUNT FACTOR, jadi kalo para analis kasih target 10 ribu, maka target kita adalah 7500 kalo Discount Factornya = 25%.
Jadi kalo harga BISA PERSIS dengan target itu CUMAN OMONG KOSONG atau KEBETULAN DOANG.... hehehe...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment