Bagaimana cara anda melakukan SELEKSI Kalo anda harus memilih 5 orang teman sebagai Portfolio ? dengan data sbb:
- 5 orang kaya: A, B, C, D, E (ranking kekayaan)
- 5 orang yg berkuasa: A, D, F, G, H (ranking kekuasaan/power)
- 5 orang dgn network access/info: B, E, G, I , J (ranking)
- 5 orang teman dekat: C, G, H, J , K (ranking)
Apakah ada metode/algoritma ilmiah seperti Ilmu Management Sience atau ilmu Operational Reseacrh yg bisa memilih Portfolio teman secara optimal ?
Mungkin yg lulusan Tehnik Indutri bisa bantu memecahkan masalah ini.
Case ini mirip dengan seleksi portfolio 5 saham dengan data:
- Ada 5 saham dengan Profit terbaik: A, B, C, D, E
- Ada 5 saham dengan Growth terbaik: A, D, F, G, H
- Ada 5 saham dengan Technical terbaik: B, E, G, I , J
- Ada 5 saham dengan harga yg termurah: C, G, H, J , K
Bagaimana cara yg OPTIMAL untuk memilih/seleksi saham untuk portfolio ?
Very good .....
-------------------------------
From: Hermawan Suryawijaya
To: "obrolan-bandar@yahoogroups.com"
Sent: Tuesday, August 14, 2012 2:47 PM
Subject: [ob] Re: Flock with The BEST: Portfolio SELECTION
Sekedar sharing aja mbah,
Saya menggunakan algoritma dari operation research/ management science untuk optimalisasi pemilihan saham. Saya sudah membuat aplikasi pemilihan saham berdasarkan algoritma ini. Hasilnya saya bisa hidup dari saham selama 4 tahun ini.
Variable utama yang saya gunakan untuk optimasi cuma 2 yaitu PBV dan PER.
Seperti contoh mbah tentang perempuan kaya dan cantik, bisa dilihat bahwa dengan 2 variable akan lebih mudah melakukan optimasi. Proses optimasinya juga bisa lebih cepat. Untuk mendapatkan entry n exit point, saya cuma butuh paling lama 10 detik. Penambahan variable tentunya akan menambah waktu proses secara exponensial.
Variable yang lain, profit, growth, technical, price, dll, saya jadikan variable pendukung. Saya menggunakan 12 variable pendukung lain, seperti ROTC, DER, dll.
Variable pendukung ini saya olah dengan membuat sistem ranking yang dinormalisasi. Maksudnya setiap variable dinilai menggunakan angka berdasarkan benchmark yg saya tentukan. Misalnya variable DER. Saya tentukan dulu nilai benchmark dari DER. DER dibawah 50% saya berikan nilai 5, 50- 100% saya beri nilai 4 begitu sampai yang di atas 200 bernilai 1. Semua variable dinilai menggunakan nilai 1-5. Terjadi sudah normalisasi variable. Untuk membentuk portfolio tinggal tentuin saja maunya berapa jenis saham. Tinggal beli di entry point yang dihasilkan oleh perhitungannya. Bagusnya, portfolio yang terbentuk akan terdiversifikasi dengan otomatis dan terdiversifikasi dengan sempurna.
O iya, tentunya variable tidak berguna tanpa data. Saya menggunakan data dari lap 5 - 10 tahun ke belakang. Data yang saya gunakan hanya 4, net profit, ekuitas, liabilities dan revenue. Data ini digunakan untuk menurunkan variable yang dibutuhkan seperti profit margin, DER, dll. Selama ini hasilnya optimasinya bagus sekali. Hasil investasi bisa dipanen antara 3-6 bulan.
Bulan lalu saya menemukan bahwa menggunakan analisis supply n demand lewat grafik harga hasilnya mendekati dengan algoritma yang saya buat. Untuk investor yg sibuk saya sarankan untuk belajar analisis supply n demand ini. Dalam 5 menit, kita bisa menemukan entry n exit point. Mengacu pada posting mbah sebelum ini, melihat grafik tentunya lebih cepat daripada harus menghitung.
Demikian mbah dari saya, semoga bisa mencerahkan.
=br />hermawan
-------------------------------
Catatan:
- Mungkin anda bisa tambahkan variabel Growth dalam optimalisasi
- Dan anda bisa lakukan simulasi dan backtest untuk menghitung apakah model yg anda buat SUDAH OPTIMAL.
- Dan anda juga bisa mengukur apakah model tsb masih berlaku pada masa bearish karena kalo anda melakukan pengukuran dari thn 2008 sampe 2011 maka model yg salahpun akan menghasilan score yg TINGGI karena pada periode tsb MARKET AVERAGE naik GILA2AN ...
Thanks a lot for your supportive information ...
Sejarah 2008 membuktikan bahwa analist dari research house CLASS DUNIA dengan metoda VALUASI yg tercanggih cuman KELEDAI BEGO ...
Ketika kita bikin model yg RUMIT maka pikiran kita cenderung OVER USED dan melupakan HAL2 YG SEDERHANA TAPI TEPAT SASARAN...
Contoh:
- Ketika krisis perumahan 2008, Goldman Sach meramalkan minyak akan ke $200 tapi kenyataannya malah ke $30 ...
Coba BAYANGKAN, mengapa profesional klas dunia dengan gaji selangit bisa SALAH ABIS2AN ?
Apakah kurang Pintar dan kurang Canggih ?
Jawabannya : Kurang jeli dan meremehkan HAL2 YG SIMPLE ...
MODEL dan WEIGHTINGnya sudah OPTIMAL jika Backtest kita coba dengan macam2 parameter, hasilnya tidak mau naik lagi ... Dan model dengan score tertinggi = Model yg optimal ...
Cara TRIAL and ERROR ini tentunya banyak makan waktu, itulah sebabnya embah tanyakan ada engga cara untuk mencari MODEL dan parameter WEIGHTING yg OPTIMAL dalam Portfolio selection
No comments:
Post a Comment