Frankly speaking, embah juga agak bingung.....
TANPA VOLUME YG MEMADAI, gerakan harga adalah ILUSI (=cuman sandiwara)
Market sangat SEPI jadi perang harian TIDAK mewakili kekuatan pasar yang SEBENARNYA ...
Tapi kalo BUMI turun terus, sedikit banyak market mau kemana akan jadi LEBIH JELAS karena biasanya kejatuhan IHSG diawali oleh kejatuhan BUMI pada awalnya ...
Kalo market mau jatuh maka BARANG BERAT harus dikeluarkan dulu pada saat marketnya MASIH KUAT ....
Kalo market udah jatuh maka cari pembeli SUSAH ...
Market BEI SEPI karena ada faktor POSITIF dan NEGATIF:
Faktor Positif ekonomi Indonesia:
- Tingkat inflasi terkendali (India lagi naik terus)
- Interest rate terkendali (India lagi naik terus)
- Business confidence stabil (India menurun)
- Consumer confidence stabil (India lagi naik)
- Balance of trade masih normal (india negatif)
- Yield obligasi negara menurun (india lagi naik)
- Cadangan Devisa cukup besar (India ?)
Faktor Negatif ekonomi makro Indonesia:
- Current Account bisa negatif tapi cadangan devisa bisa menangani untuk medium term.
- Currency cenderung melemah karena pelarian modal tapi cadangan devisa cukup besar. (India Currencynya melemah terus)
Jadi pasar modal Indonesia secara MAKRO merupakan tempat yg cukup baik bagi orang berduit untuk MENYIMPAN dananya. Dan sebaliknya pasar modal India turun terus dengan kemungkin KOREKSI DOUBLE ABC)
Tapi Goncangan atau SHOCKWAVE akibat dari BENCANA keuangan di Eropa tentunya akan membuat IHSG akan ikut CRASH.
Kedua faktor POSITIF dan NEGATIF diatas membuat bursa JKT menjadi SEPI karena para Pencari GAIN menghindar dari BEI dan yang tersisa ialah Reksadana saham yg harus TETAP punya equity dan orang berduit yg BINGUNG mencari TEMPAT AMAN bagi dananya dari bencana keuangan global ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment